Ada 12 metode Softwate Development yang saya rangkum dari beberapa sumber di internet, antara lain:
1. Waterfall Model
2. Agile Methodology
3. Scrum Development Methodology
4. RAD (Rapid Application Development)
5. Prototype Methodology
6. Dynamic Systems Development Model (DSDM)
7. Spiral Model
8. Extreme programming
9. Feature Driven Development
10. Joint Application Development
11. Lean Development
12. Rational Unified Process
Selain 12 metode di atas, masih ada metode lain yang tidak saya sebutkan. Saya hanya mengambil top 12 metode Software Development berdasarkan sumber www.tatvasoft.com. Berikut ini penjelasan dari masing-masing metode.
1. Waterfall Model
Kelebihan:
- Waterfall sangat sederhana, mudah dipahami dan digunakan untuk para pengembang pemula.
- Mudah dimanage, karena setiap tahap memiliki tugas-tugas spesifik.
- Sangat menghemat waktu karena setiap tahap diproses dan diselesaikan sekaligus.
- Waterfall sangat efektif untuk mengembangkan perangkat lunak dalam skala kecil dengan beberapa kebutuhan perangkat lunak yang mudah dipahami.
- Testing (pengujian) mudah dilakukan karena mengacu pada skenario pengujian yang sudah didefinisikan dalam spesifikasi fungsional sebelumnya.
- Model ini hanya dapat digunakan ketika tersedia requirement (kebutuhan) yang sangat tepat.
- Model ini tidak dapat diterapkan untuk pemeliharaan sistem (hanya untuk pengembangan sistem baru).
- kelemahan utama model ini adalah sekalinya berada di tahap pengujian, tidak ada kemungkinan untuk kembali ke tahap sebelumnya untuk melakukan suatu perubahan.
- Tidak ada kemungkinan untuk menghasilkan beberapa perangkat lunak lain sampai dengan tahap terakhir dari siklus terselesaikan.
- Tidak ada pilihan untuk mengetahui hasil akhir dari proyek secara keseluruhan.
- Model ini cocok digunakan untuk proyek kecil tetapi tidak cocok untuk proyek lama dan berkelanjutan.
- Kurang ideal untuk proyek yang requirement-nya sangat moderat dan ada ruang lingkup yang besar untuk modifikasi.
Kelebihan :
- Memiliki pendekatan adaptif yang dapat merespon perubahan kebutuhan-kebutuhan dari klien.
- Komunikasi secara langsung dan umpan balik konstan dari klien yang tidak meninggalkan celah untuk beberapa dugaan dalam sistem.
Kelemahan:
- Hanya fokus pada perangkat lunak yang dikembangan daripada dokumentasi, sehingga dapat menyebabkan kurangnya dokumentasi.
- Proyek yang sedang dikembangkan dapat keluar dari jalur (tidak sesuai rencana) jika klien tidak menjelaskan secara rinci tentang hasil akhir dari proyek yang diinginkan.
3. SCRUM Development Methodology
Metode SCRUM dapat diterapkan ke berbagai macam proyek yang memiliki perubahan yang sangat cepat atau memiliki kebutuhan yang mendesak. Metode SCRUM dimulai dengan perencanaan singkat, meeting, dan diakhiri dengan review akhir. Metode ini digunakan untuk pengembangan perangkat lunak secara cepat yang didalamnya terdapat sekumpulan iterasi untuk membuat perangkat lunak yang dibutuhkan. Metode ini merupakan metode yang ideal karena mudah dibawa ke dalam jalur proyek yang memiliki progress yang lambat.
Kelebihan:
- Semua keputusan berada di tangan tim.
- Dapat digunakan untuk proyek yang tidak mempertimbangkan dokumentasi kebutuhan bisnis.
- Meeting yang dilakukan setiap hari secara mudah dapat membantu pengembang untuk membuat kemungkinan untuk mengukur produktivitas individu. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan produktivitas masing-masing anggota tim.
Kekurangan:
- Metode ini akan memakan biaya dan waktu lebih jika tidak diperkirakan secara akurat.
- Tidak cocok untuk proyek dalam lingkup besar, tetapi cocok untuk proyek kecil dan proyek yang bergerak cepat.
- Setiap anggota tim harus memiliki pengalaman. Jika tim terdiri dari orang-orang pemula, proyek tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang sudah ditentukan.
4. RAD (Rapid Application Development)
RAD merupakan metode yang efektif untuk memberikan pengembangan yang lebih cepat dan kualitas yang dihasilkan lebih tinggi daripada metode lain. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk mengakselerasikan seluruh proses pengembangan perangkat lunak. Tujuan dapat mudah dicapai karena metode ini memungkinkan user untuk berpartisipasi dalam pengembangan perangkat lunak.
Kelebihan:
- Membantu mengurangi risiko dan tenaga yang dibutuhkan pada bagian pengembangan perangkat lunak.
- Membantu klien untuk mengambil review singkat untuk proyek.
- Mendorong umpan balik customer yang selalu memberikan ruang lingkup perbaikan untuk berbagai proyek pengembangan perangkat lunak.
Kekurangan:
- Bergantung pada tim yang kuat dan kinerja individu untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan bisnis yang tepat.
- Hanya akan berhasil pada sistem yang dapat dimodularisasi.
- Pendekatan ini membutuhkan pengembang dan tim desainer yang berskil tinggi yang bisa jadi tidak memungkinkan untuk setiap organisasi.
- Tidak dapat diterapkan untuk pengembang yang menggunakan budget rendah karena biaya pemodelan dan pembuatan kode sangat tinggi.
5. Prototype Methodology
Metode prototype merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan developer untuk hanya membuat prototype dari solusi yang ditawarkan untuk mendemonstrasikan fungsi-fungsi perangkat lunak pada klien dan membuat modifikasi yang dibutuhkan sebelum dikembangkan pada aplikasi yang sesungguhnya. Fitur terbaik dari metode ini adalah dapat menyelesaikan beberapa isu yang mungkin terjadi pada model waterfall.
Kelebihan:
- Ketika prototype ditunjukkan pada klien, mereka dapat memahami secara jelas fungsi-fungsi dari perangkat lunak.
- Mengurangi risiko kegagalan secara signifikan, karena risiko potensial dapat diindentifikasi pada tahap awal dan tahap moderasi dapat dilakukan dengan cepat.
- Komunikasi antara tim pengembang perangkat lunak dan klien dapat menjadikan lingkungan yang sangat baik dan kondusif selama pengembangan.
- Membantu dalam mengumpulkan kebutuhan dan analisis kebutuhan ketika kurangnya dokumentasi tentang kebutuhan sistem.
Kekurangan:
- Metode prototype biasanya menggunakan biaya pengembang, sehingga sebaiknya dilakukan dengan menggunakan sumber daya minimal jika biaya pengembangan organisasi terlalu tinggi.
- Terlalu banyak keterlibatan klien biasanya tidak disukai oleh pengembang.
- Terlalu banyak modifikasi mungkin tidak bagus untuk proyek, karena hal ini dapat mengganggu aliran kerja dari seluruh tim pengembangan perangkat lunak.
6. Dynamic Systems Development Model (DSDM)
DSDM merupakan metode pengembangan perangkaat lunak yang didasarkan metode RAD dengan pendekatan iteratif dan inkremental yang menekan keterlibatan pengguna secara terus-menerus. Tujuan utamanya adalah untuk menyerahkan sistem dengan tepat waktu dan sesuai budget. Metode ini bekerja sesuai dengan filosofi "tak ada yang dikembangkan secara sempurna pada percobaan pertama dan dianggap sebagai proses yang selalu berubah".
Kelebihan:
7. Spiral Model
Kelebihan:
- Pengguna sangat terlibat dalam pengembangan sistem, sehingga mereka lebih cenderung mendapatkan pegangan pada proyek pengembangan perangkat lunak.
- Fungsionalitas dasarnya adalah sistem diserahkan dengan cepat, dengan lebih banyak fungsi yang disampaikan secara sering.
- Meberikan kemudahan akses oleh pengembang ke end-user.
- Proyek diserahkan tepat waktu dengan budget yang spesifik.
Kekurangan:
- DSDM mahal untuk diimplementasikan, karena mengharuskan user dan pengembang dilatih untuk menerapkannya secara efektif. Tidak cocok untuk organisasi kecil atau one-time project.
- Merupakan model relatif baru, oleh karena itu tidak umum dan tidak mudah dimengerti.
7. Spiral Model
Model Spiral merupakan model mutakhir yang berfokus pada identifikasi awal dan pengurangan risiko terhadap proyek.
Kelebihan:
Kekurangan:
8. Extreme Programming Methodology
ok min
BalasHapuspower supply hp
Mantep
BalasHapus