Senin, 10 Juni 2013

Contoh Inheritance



Air Amerta, Simbol Ilmu Abadi Universitas Airlangga

       Universitas Airlangga merupakan salah satu universitas terkemuka di Indonesia karena memiliki banyak prestasi Nasional maupun Internasional. Dari sejarah institusinya, Universitas Airlangga berawal dari cikal bakal lembaga pendidikan Nederlands Indische Artsen School (NIAS) yang didirikan tahun 1913 oleh Pemerintah Belanda. NIAS di Surabaya ini dijadikan sebagai cabang Universiteit Van Indonesie Jakarta, dan kemudian diberi nama Fakulteit der Geneeskunde. Demikian juga kemudian dibuka "Tandhellkundig Instituut" sebagai cabang dari Universiteit Van Indonesie Jakarta. Namun, Universitas Airlangga baru didirikan dan diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno pada tanggal 10 November 1954 yang bertepatan dengan Hari Pahlawan yang ke-9.

Nama Airlangga dipilih oleh para pendiri Universitas Airlangga sebagai simbol rasa hormat kepada Prabu Airlangga yang memiliki nama lengkap Raka Galuh Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikrama Tunggadewa sebagai seorang raja yang memerintah wilayah Jawa Timur sampai Indonesia Timur. Beliau juga sebagai pahlawan Indonesia pada abad IX. Dalam kurun waktu 20 tahun, Prabu Airlangga mampu memperkuat posisinya dan menguasai wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara. Akhirnya terdapat dua kerajaan besar di Indonesia, yaitu Kerajaan Airlangga dan Kerajaan Sriwijaya. Selama menjadi raja, Prabu Airlangga menjalankan kerajaannya dengan penuh kebijaksanaan dan menciptakan hubungan baik dengan kerajaan Sriwijaya sehingga beliau dapat memperistri putri dari Raja Sriwijaya pada tahun 1023. 

Lambang Universitas Airlangga merupan sebuah lingkaran dengan warna dasar kuning dan biru dan di dalamnya terdapat gambar patung Garuda Mukti dengan tunggawan Bhatara Wisnu yang disimbolkan sebagai Prabu Airlangga karena sakti, bijaksana, dan kehalusan budinya. Gambar patung Garuda Mukti terlihat sedang membawa sebuah guci yang bagian luarnya dilingkupi oleh lingkaran matarantai emas dan di dalamnya berisikan Air Amerta. Menurut sejarah, Sang Yang Wenang menciptakan Air Amerta  atau air kehidupan (kahuripan) yang menjadikan sakti dan hidup abadi (eternal) bagi siapa yang meminumnya. Dewa Wisnu harus mencari Air Amerta dan setelah berhasil, dengan naik burung Garuda diikuti dan berbagi tugas dengan istrinya Dewi Lakshmi yang di kenal sebagai Dewi Padi (Goddess of Rice), datang ke Indonesia (Jawa Dwipa)  menjadi bangsa terpilih  untuk menyelamatkan jagad raya dengan menitis pertama kalinya pada diri Prabu Airlangga sebagai pemimpin Indonesia waktu itu. 

Dikisahkan air Amerta tersembunyi di dalam lautan susu (sea of milk) Ksira dan  untuk memperolehnya lautan susu harus diaduk melalui kerjasama yang baik antara dewa Wisnu dengan makhluk-makhluk sahabat para dewa.  Kesepakatan terjadi antara dewa Wisnu dengan raksasa Daitya dan ular naga Vasuki dengan memilih gunung Mandara sebagai belahan pengaduk. Untuk mengangkat gunung Mandara ke tepi laut Dewa Wisnu kemudian menjelma menjadi kura-kura raksasa bernama Akupa sedangkan naga Vasuki/Basuki bertugas sebagai tali pengaduk dan raksasa Daitya membantu mengaduknya.

Pengertian di balik mitos tersebut adalah ibarat seluruh IPTEK yang telah ditemukan di dunia sebagai lautan susu dan  UA sebagai lembaga pemroses IPTEK nasional dengan nama besar Prabu Airlangga harus mampu meneruskan misi dewa Wisnu untuk menemukan IPTEK ”sakti” bak Air Amerta untuk bangsa Indonesia. Dari ilmu pengetahuan yang diberkahi dengan Air Amerta kiranya dapat diciptakan IPTEK dan ketrampilan dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. 


Bagian luar merupakan lingkaran matarantai emas, diibaratkan sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu di Universitas Airlangga, yang diharapkan dapat menjadi matarantai yang tak pernah terputus bagi kejayaan almamater, bangsa dan kemanusiaan. Oleh karena itu, Universitas Airlangga menggunakan lambang tersebut agar menjadi universitas yang memberikan sumber ilmu abadi. (versi : Fitriana Dzulfaidah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar