Air
Amerta, Simbol Ilmu Abadi Universitas Airlangga
Universitas Airlangga merupakan salah
satu universitas terkemuka di Indonesia karena memiliki banyak prestasi
Nasional maupun Internasional. Dari sejarah institusinya, Universitas Airlangga
berawal dari cikal bakal lembaga pendidikan Nederlands Indische Artsen School
(NIAS) yang didirikan tahun 1913 oleh Pemerintah Belanda. NIAS di Surabaya ini
dijadikan sebagai cabang Universiteit Van Indonesie Jakarta, dan
kemudian diberi nama Fakulteit der Geneeskunde. Demikian juga kemudian
dibuka "Tandhellkundig Instituut" sebagai cabang dari Universiteit
Van Indonesie Jakarta. Namun, Universitas Airlangga baru didirikan dan
diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno pada tanggal 10 November 1954 yang
bertepatan dengan Hari Pahlawan yang ke-9.
Nama Airlangga dipilih oleh para pendiri Universitas
Airlangga sebagai simbol rasa hormat kepada Prabu Airlangga yang memiliki nama
lengkap Raka Galuh Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikrama
Tunggadewa sebagai seorang raja yang memerintah wilayah Jawa Timur sampai
Indonesia Timur. Beliau juga sebagai pahlawan Indonesia pada abad IX. Dalam
kurun waktu 20 tahun, Prabu Airlangga mampu memperkuat posisinya dan menguasai
wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara. Akhirnya terdapat dua kerajaan besar di Indonesia, yaitu Kerajaan Airlangga
dan Kerajaan Sriwijaya. Selama menjadi raja, Prabu Airlangga menjalankan
kerajaannya dengan penuh kebijaksanaan dan menciptakan hubungan baik dengan
kerajaan Sriwijaya sehingga beliau dapat memperistri putri dari Raja Sriwijaya
pada tahun 1023.
Lambang Universitas Airlangga merupan
sebuah lingkaran dengan warna dasar kuning dan biru dan di dalamnya terdapat
gambar patung Garuda Mukti dengan tunggawan Bhatara Wisnu yang disimbolkan
sebagai Prabu Airlangga karena sakti, bijaksana, dan kehalusan budinya. Gambar
patung Garuda Mukti terlihat sedang membawa sebuah guci yang bagian luarnya
dilingkupi oleh lingkaran matarantai emas dan di dalamnya berisikan Air Amerta.
Menurut sejarah, Sang
Yang Wenang menciptakan Air Amerta atau air kehidupan (kahuripan)
yang menjadikan sakti dan hidup abadi (eternal) bagi siapa yang
meminumnya. Dewa Wisnu harus mencari Air Amerta dan setelah berhasil, dengan
naik burung Garuda diikuti dan berbagi tugas dengan istrinya Dewi Lakshmi yang
di kenal sebagai Dewi Padi (Goddess of Rice), datang ke Indonesia (Jawa
Dwipa) menjadi bangsa terpilih untuk menyelamatkan jagad raya
dengan menitis pertama kalinya pada diri Prabu Airlangga sebagai pemimpin
Indonesia waktu itu.
Dikisahkan air Amerta tersembunyi di dalam lautan susu (sea
of milk) Ksira dan untuk memperolehnya lautan susu harus diaduk
melalui kerjasama yang baik antara dewa Wisnu dengan makhluk-makhluk sahabat
para dewa. Kesepakatan terjadi antara dewa Wisnu dengan raksasa Daitya
dan ular naga Vasuki dengan memilih gunung Mandara sebagai belahan pengaduk.
Untuk mengangkat gunung Mandara ke tepi laut Dewa Wisnu kemudian menjelma
menjadi kura-kura raksasa bernama Akupa sedangkan naga Vasuki/Basuki bertugas
sebagai tali pengaduk dan raksasa Daitya membantu mengaduknya.
Pengertian di
balik mitos tersebut adalah ibarat seluruh IPTEK yang telah ditemukan di dunia
sebagai lautan susu dan UA sebagai lembaga pemroses IPTEK nasional dengan
nama besar Prabu Airlangga harus mampu meneruskan misi dewa Wisnu untuk
menemukan IPTEK ”sakti” bak Air Amerta untuk bangsa Indonesia. Dari ilmu pengetahuan
yang diberkahi dengan Air Amerta kiranya dapat diciptakan IPTEK dan ketrampilan
dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi.
Bagian luar merupakan lingkaran matarantai emas, diibaratkan sebagai
mahasiswa yang menuntut ilmu di Universitas Airlangga, yang diharapkan dapat
menjadi matarantai yang tak pernah terputus bagi kejayaan almamater, bangsa dan
kemanusiaan. Oleh karena itu, Universitas Airlangga menggunakan lambang tersebut agar
menjadi universitas yang memberikan sumber ilmu abadi. (versi : Fitriana Dzulfaidah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar