"Sayang... Aku sangat merindukanmu. Kenapa jarak memisahkan kita??"
"Aku benci digantungin seperti ini"
"Sekarang kamu sudah berubah. Apa kamu sudah punya pacar baru?"
Itu adalah sebagian kecil dari status remaja yang sedang dilanda cinta di beberapa situs jejaring sosial. Mereka yang sedang bercinta tidak luput dari berbagai masalah dalam hubungan mereka. Mungkin karena hubungan jarak jauh, adanya orang ke tiga, atau hanya sekadar memainkan perasaan salah satu di antara pasangan remaja. Saya rasa itu adalah masalah yang sering mereka alami. Dengan adanya masalah itu, mulailah muncul rasa ketidak percayaan di antara mereka dan akhirnya hubungan mereka kandas di tengah jalan.
Saya juga pernah jatuh cinta. Siapa sih yang tidak pernah merasakan cinta. Cinta itu kan anugrah dari Tuhan. Saya yakin anda tidak mau kehilangan kedua orang tua, sahabat, pacar, dll. Menurut saya itulah yang dinamakan CINTA. Di saat kita tidak ingin kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, itulah yang dinamakan cinta. Tetapi cinta akan terasa lain jika kita berikan kepada seorang yang menurut kita istimewa. Saat kita sedang jatuh cinta pada seorang, kita akan merasa bahagia saat membayangkan wajahnya, dimanapun berada kita selalu memikirkannya, saat bertemu hati kita terasa berdebar-debar tidak berturan. Itulah yang dinamakan jatuh cinta. Saya yakin anda lebih tahu bagaimana rasanya. Sebenarnya definisi cinta sangat luas. Setiap orang pasti akan berbeda dalam mendefinisikan cinta. Namun intinya sama.
Beberapa tahun yang lalu Saya jatuh cinta kepada teman sekelas Saya. Awalnya saya sangat yakin bisa mendapatkan cintanya. Namun harapan Saya tidak terwujud. Orang yang Saya cintai selama kurang lebih 3 tahun lamanya sudah mempunya pacar, dan kelihatannya mereka sangat serius. Rasanya memang sungguh menyakitkan. Saya sudah menunggu selama itu tetapi tidak ada hasilnya. Banyak cinta yang datang menghampiri Saya, tetapi Saya mengabaikannya karena Saya masih menunggu orang itu. Ini sangat menyiksa Saya. Sebenarnya Saya pernah berpacaran satu kali dengan adik kelas saya, tetapi hubungan kita hanya bertahan selama tiga hari. Itu karena Saya belum bisa melupakan orang itu. Saya merasa sangat bersalah karena sudah memberi cinta palsu padanya. Hingga akhirnya Saya memutuskan untuk tidak jatuh cinta lagi pada akhir tahun 2011 sampai Saya benar-benar siap untuk jatuh cinta lagi. Saya masih trauma akan kejadian pada waktu itu.
Teman-teman Saya banyak yang tidak percaya bahwa sampai saat ini, di usia Saya yang ke 18 Saya masih lajang atau jomblo dalam bahasa anak mudanya. Ada juga yang yang berprasangka buruk pada Saya bahwa Saya adalah seorang Lesbian, tidak bisa jatuh cinta sama lelaki. Saya heran, kenapa mereka sampai berfikiran sehina itu. Apakah Saya salah kalau Saya belum pacaran atau belum bisa mencintai seorang lelaki? Saya seperti ini bukan karena Saya tidak normal, tetapi Saya memang belum menemukan seseorang yang pas dalam hidup Saya. Seperti yang saya katakan di awal tadi bahwa cinta itu adalah anugrah dari Tuhan. Kalau Tuhan memang belum berkenan memberikan cinta pada Saya, apakah Saya harus memaksakannya? Alasan lainnya adalah Saya belum siap untuk patah hati karena adanya orang ketiga. Saya tahu itu rasanya pasti sangat sakit, dan pasti lebih sakit dari patah hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Saya tidak mau itu terjadi pada Saya. Lebih baik Saya menunggu datangnya seseorang yang benar-benar sempurna di mata Saya yang memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar